Monday, February 28, 2011

Celetukan Lucu Anakku - Part 3

Cameron : Ma, Nasi goreng pake bakso, bawang, saos, enak tau.. Ma!
Gw : Cameron suka ya..?
Cameron : Enggak!
Gw : ..... *tepok jidat*

---

sesaat setelah gw sampe rumah dari kantor...
Cameron : Ma, mulai sekarang panggil aku Justin Bibel..!
Gw : ..... *bertambah lagi 1 Beliebers*

---

Sehabis pulang dari mall...
Cameron : Ma, kenapa kok tadi kita ngga jadi beli tempat tidur tingkat itu..?
Gw : Kan uang mama belum cukup, Ron.. Nanti yah kalau uangnya sudah cukup..
Cameron : Kalo gitu Mama kerja keras yah supaya bisa beli tempat tidur tingkat itu..
Gw : Iya, Ron..
Cameron : Mama nginep aja deh di kantor, ngga usah pulang, biar bisa beli tempat tidur tingkat..
Gw : *garuk aspal* #maksudnyakerjasambilanjadisatpamyaaaaa....

Shorty Update

Ahhh...
Weekend yang terlalu singkat.
Rasanya masih ingin tidur 3 jam lagi, main-main sama anak 4 jam lagi, ngobrol-ngobrol 2 jam lagi...
Anyways,
Jumat kemarin benar-benar seru! Our independence day, actually. Secara di kantor semua boss meeting di luar kota. Eits, jangan kira kami ngga kerja lho.. kerja sih kerja, tapi yah gitu deh. Santai pisan! Dan namanya juga wece-wece ya, bo.. tetep ada photo session in any occasion.
Jadi mupeng beraatttt sama Sonny Ericsson Experia Android!!!
Here are some pics as a proof to it. You can see more in my flickr account.

Monday, February 07, 2011

Yesterday Once More

Suatu malam di rumah sambil menemani Efan tidur, saya memperhatikan satu foto yang digantung di tembok kamar. Itu foto saya dan keluarga kira2 diambil sekitar thn 1999 di halaman rumah Opa di Malang, Jawa Timur.

Saat itu Opa dan Oma memang sudah wafat beberapa tahun sebelumnya tapi kami tetap rutin setahun sekali kami tetap mengunjungi rumah beliau. Itung2 sbg rumah peristirahatan.

Memori saya bergerak ke masa itu. Terbayang sejuknya kota Malang, juga asrinya rumah Opa karena Oma senang berkebun. Rumah yang terletak di belakang IKIP Malang pas di sudut jalan. Alamatnya pun mudah diingat : Jl. Semarang No. 1.

Mari kuajak berkeliling. Begitu sampai, kau akan disambut dengan lingkungan yang hening. Bila kau membuka pagar setinggi paha itu, ada paving blok yang mengarahkan kakimu ke teras depan. Pencetlah bel pintu yang berdekatan dengan tulisan F.PATTY. Itu nama Opa.

Masuk ke dalam, kau akan berhadapan dengan ruang tamu. Sofa kayu dengan bantalan bermotif kotak. Sofa itu sekarang ada di rumah mama, sebagai salah satu warisan. Bersebelahan dengan ruang tamu, ada ruang makan yang dilengkapi TV lama 21inch. Meja makan bundar antik dikelilingi bufet hitam berukir punya Oma. Biasanya kami makan sambil nonton tv.

Masuk ke dalam lagi, kau mulai berpencar. Ke kanan, masuk kamar tidur utama. Kamar Oma dan Opa. Dilengkapi furnitur yang berwarna putih. Ada kamar mandi kecil dalam kamar yang dilengkapi water heater. Kami biasanya tidur di sini. Di atas tempat tidur ada rak kecil yang diisi foto-foto keluarga. Foto-foto anak, menantu sampai cucu-cucu tak ada yang ketinggalan. Fotoku yang dipajang di situ adalah waktu aku berumur 2 tahun, pakai baju merah sedang pegang kembang sepatu.

Bersebelahan dengan kamar utama, ada ruang kerja Opa. Berisi lemari, meja kerja dan kursi. Terakhir ditambah 1 tempat tidur single lagi. Ruang kerja Opa punya 1 jendela yang mengarah jalan luar.

Bila tadi kau memilih ke kiri, kau bertemu dengan 2 kamar lagi, yang sekarang jadi kamar kos-kosan. Ada 2 kamar mandi di depan kamar. Rumah Opa termasuk rumah lama dimana langit-langit rumah masih tinggi sehingga menimbulkan kesan besar dan luas.

Bila tadi kau lurus saja, kau akan masuk ke bagian belakang rumah. Teras di belakang rumah yang bergandengan dengan dapur dan kamar mandi pembantu. Oma gemar membuat kue. Beliau juga hobi merangkai bunga. Ditambah dengan aktifitas kreatif yang lainnya. Memuat topi, menyulam, you name it lah. Biasanya Oma meluangkan sebagian besar waktunya di sini. Canda tawa, pertukaran cerita dan diskusi keluarga juga biasa dilakukan di sini.

Di belakang juga ada kebun yang apik. Rapih dan bersih. Tadinya ada gubuk tempat si Mbok tidur. Si Mbok dan suaminya yang tukang kebun sangat setia bekerja untuk Oma dan Opa. Sejak Opa dan Opa wafat, mereka kembali pulang ke kampung.

Disamping kanan dapur, ada lagi ruangan yang tadinya kosong dirombak menjadi kamar-kamar kos. Rumah Opa yang berdekatan dengan kampus memang jadi lebih berguna untuk dijadikan kos-kosan putri.

Sekarang kami tak bisa lagi mengunjungi rumah di Malang, karena rumah itu sudah dijual.

Tapi, kenangan di hari itu, pagi-pagi sebelum jalan-jalan ke Alun-alun, kami berfoto dulu. Aku ingat foto-foto di pagi itu adalah foto-foto terbaik kami. Tak perlu buang uang untuk pergi ke studio foto.

Hari itu, saat itu, sepertinya hidup berjalan mudah. Sederhana. Sempurna.

Tidak ada konflik. Tidak ada keluhan. Tidak ada rasa kesal dan kecewa yang disimpan dalam hati. Tidak ada sakit atau sakit hati.

Saya kangen.

Saya kangen Papa. Saya kangen Oma Opa. Saya kangen rumah di Malang. Saya kangen rasa itu. Suasana itu.

ini foto di hari itu.